Teknik Pemijahan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Litopenaeus vannamei atau yang di Indonesia lebih dikenal sebagai udang vaname merupakan salah satu biota perairan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan diminati oleh pasar dunia. Kelebihan dari udang vaname dibandingkan udang windu yaitu pertumbuhannya yang lebih cepat dan aman dari serangan virus “White Spot Syndrome Virus” (WSSV) yang mudah menyerang udang windu serta memiliki sifat euryhalin sehingga dapat dibudidaya di perairan dengan salinitas 0,5 ppt – 40 ppt.
Keberhasilan dalam budidaya udang vaname sangat ditentukan oleh kualitas dan ketersediaan induk serta benih. Berhasilnya budidaya udang yang dilakukan akan dilihat dari kualitas udang setelah dipanen. Untuk memenuhi kebutuhan para petani udang diperlukan benih dalam jumlah yang cukup dan memiliki kualitas yang baik.
Benih udang yang baik tentu dapat diperoleh dari induk yang baik pula, perolehan induk yang baik dapat diseleksi dari beberapa persyaratan yaitu ukuran, umur, kesehatan, jumlah telur bahkan kematangan telur calon induk. Namun, udang vaname (Litopenaeus vannamei) termasuk spesies yang memiliki thelycum tertutup sehinga udang hanya bisa memijah saat udang betina pada tahap intermolt atau setelah maturasi ovarium selesai. Periode intermolt memerlukan waktu untuk perkembangannya, sehingga perlu dilakukan treatment yang mampu merangsang udang vaname untuk mengalami intermolt guna mempercepat kematangan gonadnya yaitu dengan cara merusak sistem saraf tertentu yang terdapat dalam tubuh udang seperti ablasi mata.
Keberhasilan dalam budidaya udang vaname sangat ditentukan oleh kualitas dan ketersediaan induk serta benih. Berhasilnya budidaya udang yang dilakukan akan dilihat dari kualitas udang setelah dipanen. Untuk memenuhi kebutuhan para petani udang diperlukan benih dalam jumlah yang cukup dan memiliki kualitas yang baik.
Benih udang yang baik tentu dapat diperoleh dari induk yang baik pula, perolehan induk yang baik dapat diseleksi dari beberapa persyaratan yaitu ukuran, umur, kesehatan, jumlah telur bahkan kematangan telur calon induk. Namun, udang vaname (Litopenaeus vannamei) termasuk spesies yang memiliki thelycum tertutup sehinga udang hanya bisa memijah saat udang betina pada tahap intermolt atau setelah maturasi ovarium selesai. Periode intermolt memerlukan waktu untuk perkembangannya, sehingga perlu dilakukan treatment yang mampu merangsang udang vaname untuk mengalami intermolt guna mempercepat kematangan gonadnya yaitu dengan cara merusak sistem saraf tertentu yang terdapat dalam tubuh udang seperti ablasi mata.
Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam proses pemijahan udang vaname :
1. Persiapan Bak
Bak yang digunakan dalam kegiatan pematangan calon induk terdiri dari bak karantina calon induk, bak pemeliharaan calon induk, bak pemijahan, bak penetasan telur, dan bak pemeliharaan naupli. Sebelum digunakan, bak terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan deterjen, scoringpett, dan air tawar. Namun untuk bak penetasan telur tidak digunakan deterjen untuk mencegah telur atau naupli stress akibat bau deterjen. Bak yang telah dibersihkan selanjutnya dipasang aerasi hingga sedemikian rupa.
Bak yang digunakan dalam kegiatan pematangan calon induk terdiri dari bak karantina calon induk, bak pemeliharaan calon induk, bak pemijahan, bak penetasan telur, dan bak pemeliharaan naupli. Sebelum digunakan, bak terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan deterjen, scoringpett, dan air tawar. Namun untuk bak penetasan telur tidak digunakan deterjen untuk mencegah telur atau naupli stress akibat bau deterjen. Bak yang telah dibersihkan selanjutnya dipasang aerasi hingga sedemikian rupa.
2. Persiapan Media
a. Air Laut
Sebelum air laut digunakan, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan filterisasi agar air laut yang digunakan dalam keadaan jernih dan bebas dari bakteri patogen.
a. Air Laut
Sebelum air laut digunakan, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan filterisasi agar air laut yang digunakan dalam keadaan jernih dan bebas dari bakteri patogen.
b. Air Tawar
Penyediaan air tawar perlu dilakukan untuk kegiatan mencuci bak, peralatan produksi, menurunkan kadar salinitas dan lain sebagainya baik itu berhubungan langsung dengan kegiatan produksi maupun tidak.
Penyediaan air tawar perlu dilakukan untuk kegiatan mencuci bak, peralatan produksi, menurunkan kadar salinitas dan lain sebagainya baik itu berhubungan langsung dengan kegiatan produksi maupun tidak.
3. Pengadaan dan Seleksi Calon Induk
Calon induk yang telah tersedia, diseleksi kembali untuk dipilih udang yang layak untuk dijadikan induk. Udang yang akan dijadikan induk harus memiliki syarat organ tubuh utuh (tidak cacat), cangkang keras atau tidak keropos, dan warna cerah hingga transparan seperti yang ditampilkan pada gambar berikut.
Khusus calon induk jantan memiliki panjang 17 cm dengan berat 38 gram dan kantung sperma yang besar, sedangkan untuk calon induk betina berukuran panjang 18 cm dengan berat 40 gram.
Calon induk yang telah tersedia, diseleksi kembali untuk dipilih udang yang layak untuk dijadikan induk. Udang yang akan dijadikan induk harus memiliki syarat organ tubuh utuh (tidak cacat), cangkang keras atau tidak keropos, dan warna cerah hingga transparan seperti yang ditampilkan pada gambar berikut.
Khusus calon induk jantan memiliki panjang 17 cm dengan berat 38 gram dan kantung sperma yang besar, sedangkan untuk calon induk betina berukuran panjang 18 cm dengan berat 40 gram.
Menurut SNI Induk Udang Vaname (01-7253-2006), untuk mendapatkan nauplius yang baik harus menggunakan induk yang berkualitas. Kriteria induk yang baik dan berkualitas antara lain:
a. Ukuran berat untuk induk betina 40 gram dan induk jantan 35 gram dengan umur 6 bulan.
b. Tubuh bersih, transparan, warna cerah, organ tubuh lengkap dan normal, organ reproduksi dalam kondisi baik dan tidak keropos dengan organ yang lengkap
c. Bebas virus yang membahayakan terutama TSV (Taura Syndrom Virus) dan IHHNV(Infection Hypodermal and Hematopoietic Necrosic Virus). Menurut Sukenda et. al., (2009) identifikasi virus pada udang vaname dapat dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) dimana teknik ini bekerja dengan panggandaan DNA/RNA untuk mengidentifikasi virus sedangkan untuk mengetahui sel atau jaringan yang rusak akibat virus tersebut dapat dilakukan dengan analisa histopatologis dengan mengamati kerusakan jaringan secara mikroskopis akibat infeksi.
d. Gerakan lincah dan respon terhadap pakan berkualitas prima.
5. Pemberian Pakana. Ukuran berat untuk induk betina 40 gram dan induk jantan 35 gram dengan umur 6 bulan.
b. Tubuh bersih, transparan, warna cerah, organ tubuh lengkap dan normal, organ reproduksi dalam kondisi baik dan tidak keropos dengan organ yang lengkap
c. Bebas virus yang membahayakan terutama TSV (Taura Syndrom Virus) dan IHHNV(Infection Hypodermal and Hematopoietic Necrosic Virus). Menurut Sukenda et. al., (2009) identifikasi virus pada udang vaname dapat dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) dimana teknik ini bekerja dengan panggandaan DNA/RNA untuk mengidentifikasi virus sedangkan untuk mengetahui sel atau jaringan yang rusak akibat virus tersebut dapat dilakukan dengan analisa histopatologis dengan mengamati kerusakan jaringan secara mikroskopis akibat infeksi.
d. Gerakan lincah dan respon terhadap pakan berkualitas prima.
Pada kegiatan pemeliharaan induk udang vaname, pakan yang diberikan berupa pakan alami yang terdiri dari tiram dan cacing laut. Pemberian pakan dapat dilakukan sebanyak 3 kali pada induk jantan yaitu pada jam 07.00, 11.00, dan 19.00 dengan persentase pemberian pakan 40% dari total biomassa induk jantan, sedangkan pemberian pakan pada induk betina dilakukan sebanyak 4 kali sehari pada jam 07.00, 11.00, 15.00, dan 19.00 dengan persentase yang diberikan 30 – 40 % perharinya dari total biomassa induk betina.
6. Ablasi Mata Pada Induk Betina
Calon induk betina yang telah dipelihara selama 4-7 hari selanjutnya akan dilakukan ablasi untuk merangsang laju kematangan gonad pada induk betina. Organ X penghasil hormon peghambat perkembangan gonad atau Gonad Inhibiting Hormone (GIH) yang terletak pada tangkai mata.
7. Sampling Kematangan Gonad Induk Betina
Sampling kematangan gonad bertujuan untuk memilih induk betina yang sudah matang gonad atau ovari yang telah terlihat tingkat III dan siap untuk dipijahkan. Induk betina yang telah matang gonad dapat dilihat dari bagian toraks yang berwarna kuning keemasan. Selanjutnya induk betina yang telah matang gonad tersebut dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan induk jantan untuk dipijahkan.
8. Pemijahan
Pemijahan terjadi pada saat sore hari pukul 15.00 WIB sampai dengan malam hari pukul 18.30 WIB atau selama 3 - 4 jam dengan kondisi ruangan yang tertutup atau gelap.
9. Penetasan Telur
Induk betina yang terbuahi ditandai dengan adanya kantong sperma (spermatophore) yang menempel tepat di thelycum yang selanjutnya dibawa ke bak penetasan telur. Induk yang tidak dibuahi dikembalikan ke bak pemeliharaan induk betina. Induk betina yang telah menetaskan telurnya diangkat dari bak penetasan dan dikembalikan ke bak pemeliharaan induk betina. Pengembalian induk betina ke bak pemeliharaan dilakukan pada pukul 05.30 WIB.
Setelah kita mengetahui Teknik Pemijahan Udang Vaname, Ada baiknya juga kita mengetahui siklus hidup udang vaname. untuk artikelnya bisa KLIK DI SINI
0 Response to "Teknik Pemijahan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)"
Post a Comment