Mengenal Udang Vanname (Litopenaeus vannamei)
Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi udang vaname (Litopenaeus vannamei) menurut Isdiyati
(2013) adalah sebagai berikut :
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Crustacea
Sub-kelas :
Malacostraca
Ordo :
Decapoda
Sub-ordo :
Dendrobrachiata
Famili :
Penaeidae
Genus :
Penaeus
Sub-genus :
Litopenaeus
Spesies :
Litopenaeus vannamei
Udang vaname memiliki tubuh
yang berbuku-buku yang dimana pada bagian luar seluruh tubuhnya dilindungi oleh
eksoskeleton yang secara periodik mengalami pergantian (moulting). Kepala udang vaname terdiri dari rostrum yang bentuknya
runcing dan terasa kasar seperti gigi gergaji yang merupakan bagian yang
menonjol dari carapace, antenula, antena, mandipula, dan dua pasang maxillae
serta dilengkapi dengan tiga pasang maxillipied yang dapat digunakan sebagai
alat untuk mengambil makanan dan terdapat pula lima pasang kaki jalan (periopoda) yang bentuknya beruas-ruas
dimana kaki ke-1, ke-2, dan ke-3 terlihat seperti memiliki capit sedangkan kaki
ke-4 dan ke-5 tidak memiliki capit
(gambar 1). Sedangkan pada
bagian abdomen pada umumnya tubuh udang vaname (Litopenaeus vannamei) terdiri dari enam ruas dan terdapat 5 pasang
kaki renang (Fauzi, Tri Rachmat. 2015).
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) atau yang dikenal
juga sebagai udang putih adalah binatang yang memiliki ciri tubuh beruas-ruas
sama seperti udang lainnya serta bagian tubuh yang dibedakan menjadi dua yaitu Cephalothorax atau bagian kepala dan
dada serta bagian abdomen atau perut yang terdiri dari segmen-segmen yang
dimana setiap segmennya memiliki anggota badan yang memiliki fungsi
masing-masing. Udang vaname termasuk dalam ordo decapoda yang memiliki ciri
sepuluh pasang kaki, dimana terdapat lima pasang kaki jalan dan lima kaki renang
(Haliman dan Adijaya, 2006). Untuk lebih jelasnya, ciri morfologi udang vaname dapat dilihat
langsung pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Morfologi Udang
Vaname (Litopenaeus vannamei)
Perbedaan Udang Vaname Jantan dan Betina
Pada umumnya induk udang
betina lebih besar dari induk jantan. Ciri-ciri induk betina yaitu memiliki
berat lebih dari 40 gram, panjang tubuh 18-20 cm, insang normal berwarna merah
dengan penutup transparan. Sedangkan induk jantan memiliki berat 35 gram,
panjang tubuh 17 cm atau lebih, dan insang normal berwarna merah dengan penutup
transparan. Perbedaan alat kelamin induk jantan dan induk betina dapat dilihat
dari sisi bawah (ventral) udang
tersebut. Alat kelamin betina bernama thelicum
dan terletak di antara dasar sepasang kaki jalan atau periopoda yang berfungsi untuk menyimpan sperma. Alat kelamin
jantan bernama petasma yang terdapat pada kaki renang pertama dan
berfungsi sebagai alat dalam menyalurkan sperma pada alat kelamin induk betina
(Wahyuni, D. A. 2011). Untuk lebih jelasnya, perbedaan alat kelamin
jantan dan betina dapat dilihat dari gambar di bawah ini.
Alat
kelamin jantan petasma
Gambar 2. Perbedaan kelamin udang jantan dan betina.
Daur Hidup
Menurut Anonim a (2011), udang
vaname (Litopenaeus vannamei)
merupakan binatang catradoma, yang dimana pada saat dewasa hingga bertelur
dilakukan di laut dengan kedalaman berkisar 70 meter dengan kadar garam yang
tinggi. Telur udang vaname menetas di laut lepas menjadi nauplius yang bersifat
zooplankton dan kemudian bermigrasi ke wilayah estuaria. Di wilayah estuaria
yang subur dengan kelimpahan pakan alaminya larva udang berkembang cepat
menjadi juwana yaitu dimana alat kelaminnya telah terbentuk. Selanjutnya juwana
tersebut bermigrasi kembali ke laut dengan salinitas lebih tinggi sambil
mengalami metamorfosa menjadi udang muda dan kemudian tumbuh menjadi udang
dewasa lalu melakukan pemijahan kembali. Siklus hidup udang vaname dapat lebih jelas
dilihat pada gambar 3 berikut.
Gambar 3. Siklus Hidup Udang Vaname (Anonim b. 2011)
Habitat dan Penyebaran
Udang vaname (Litopenaeus
vannamei) pada dasarnya memiliki habitat asli yaitu dasar perairan yang
cenderung berlumpur dengan kedalaman 0-72 meter, dimana sistem penyebarannya
yaitu pada fase juvenil hidup di muara (estuari)
dan pada saat dewasa akan berpindah untuk hidup di laut (Irawan., et al. 2010).
Menurut
Abdullah, V (2015), udang vaname (Litopenaeus
vannamei) merupakan jenis udang laut yang habitat aslinya berada di dasar
perairan dengan kedalaman 72 meter. Udang vaname (Litopenaeus vannamei) dapat ditemukan di perairan pasifik seperti
Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan udang yang siklus hidupnya dimulai
dari laut lepas yang kemudian bermigrasi ke daerah pantai/muara yang kaya akan
nutrien. Dalam kegiatan budidaya udang vaname dapat mendiami sebagian besar
bagian tambak baik itu di dasar maupun di kolom air.
Pakan dan Kebiasaan Makan
Berdasarkan jenis makannya udang vaname (Litopenaeus vannamei) tergolong kedalam
kelompok omnivora (pemakan semua jenis makanan). Pada habitat aslinya, udang
vaname (Litopenaeus vannamei) memakan
krustasea kecil, amphipoda, cocepoda, larva kerang, lumut, dan polychaeta.
Udang vaname tidak makan sepanjang hari melainkan hanya makan pada waktu-waktu
tertentu dalam sehari. Nafsu makan udang sangat dipengaruhi oleh kondisi udang
itu sendiri serta kondisi lingkungannya. Udang akan mendeteksi pakan dengan
sinyal kimiawi, bergerak menuju sumber pakan jika pakan mengandung senyawa
organik dan pakan akan langsung dijepit dengan munggunakan capit kaki jalan
kemudian dimasukkan langsung ke dalam mulut dan udang akan berhenti makan
apabila telah merasa kenyang (Atmomarsono et
al., 2014).
Tingkah Laku
Udang
yang sehat sangat diperlukan dalam kegiatan budidaya agar dapat memperoleh
hasil yang maksimal. Untuk mengetahui kondisi udang yang sehat atau tidak,
dapat dilakukan pengamatan terhadap tingkah laku udang itu sendiri. Menurut
(Abdullah, V. 2015) ciri-ciri udang vaname yang sehat yaitu lebih aktif pada
malam hari (nokturnal) akan tetapi
udang vaname sendiri memiliki sifat yang cukup aktif pada siang hari (diurnal), memakan segala jenis makanan,
bersifat kanibalisme yaitu memakan sesama jenis, molting pada udang yang masih
muda lebih sering terjadi daripada udang dewasa, serta sangat suka untuk
bersembunyi terutama pada waktu proses molting.
Kualitas Air
Menurut Sahrijanna dan Sahabuddin (2014) suhu
berpengaruh dalam kegiatan budidaya udang vaname, dimana suhu optimal bagi
udang vaname berkisar antara 20-30oC. Secara umum, meningkatnya suhu lingkungan 10oC
mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen udang 2 sampai 3 kali lipat.
Oksigen
sangat dibutuhkan oleh udang untuk kegiatan respirasi, proses-proses fisiologis
dan pembentukan energi yang dibutuhkan untuk metabolisme nutrien dalam pakan.
Jika kandungan oksigen berkurang maka kemampuan ikan untuk melakukan proses
metabolisme menjadi berkurang, sehingga menyebabkan penurunan pada laju
pertumbuhan. Pertumbuhan terbaik dapat diperoleh pada oksigen dengan level 80%
atau lebih dari saturasi dan tidak akan terjadi stres pada kandungan oksigen 5
ppm (Hadi, Purnomo. 2006).
Menurut
Hadi, Purnomo (2006), pH optimal dalam kegiatan budidaya udang
berkisar antara 7,2-7,8 karena pada kisaran pH ini kandungan ammonia nitrogen
dalam bentuk NH3 berkisar sekitar 5%. Akan tetapi udang vaname masih
mampu mentolerir pH 7,0-9,0. Apabila kondisi pH kurang dari 6,5 atau lebih dari
9,0 akan menyebabkan kerusakan pada insang dan mengganggu pertumbuhan pada
udang vaname, karena pada pH lebih dari 9,0 menyebabkan kandungan amonia nitrogen
dalam bentuk NH3 sekitar 50%.
Baca Juga :
Mengenal Ikan Bawal Bintang
Baca Juga :
Mengenal Ikan Bawal Bintang
0 Response to "Mengenal Udang Vanname (Litopenaeus vannamei)"
Post a Comment