Aspek Fisik dan Kimia Air Untuk Budidaya Perikanan
A. Aspek Fisik
1. Arus
Arus sangat berperan dalam sirkulasi air, pembawa bahan terlarut dan tersuspensi, kelarutan oksigen serta dapat mengurangi organisme penempel. Desain dan kontruksi untuk kegiatan budidaya laut harus disesuaikan dengan kecepatan arus dan kondisi substrat dasar perairan (lumpur, pasir, karang, dll), karena akan berpengaruh terhadap sarana dan prasarana kegiatan budidaya tersebut. Kecepatan arus yang ideal untuk usaha budidaya ikan dalam keramba jaring apung berkisar antara 5-15 cm/detik.
2. Suhu
Suhu air merupakan salah satu parameter kualitas perairan yang memegang peranan penting di dalam kehidupan dan pertumbuhan biota perairan. Suhu berpengaruh langsung pada organisme perairan terutama di alam proses fotosintesis tumbuhan akuatik, proses metabolisme, dan siklus produksi. Suhu air yang baik dan layak untuk usaha budidaya laut (ikan) berkisar antara 270C-320C.
3. Kecerahan
Kecerahan perairan menunjukkan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecerahan adalah kandungan lumpur, padatan tersuspensi, plankton dan bahan-bahan terlarut lainnya. Perairan yang memiliki kecerahan yang rendah pada cuaca normal memberikan suatu indikasi banyaknya partikel yang terlarut dan tersuspensi ke dalam perairan. Keadaan tersebut dapat mengurangi laju fotosintesis sehingga dapat mengganggu laju pernapasan hewan akuatik. KLH (2004) mensyaratkan budidaya perikanan dan konservasi biota laut, kecerahan sebaiknya >3m, kecerahan yang ideal untuk lokasi budidaya laut dengan system keramba jaring apung >3m.
4. Kekeruhan
Kekeruhan atau turbiditas disebabkan oleh partikel-partikel organic atau anorganik tersuspensi yang terlarut dalam kolam air yang merupakan hasil dari erosi/pengikisan, sisa penambangan, limbah rumah tangga, dan industri serta kegiatan budidaya lainnya. Kuantitas dan kualitas dari padatan tersuspensi dalam kolam air pada kondisi tertentu sangat dipengaruhi oleh pergerakan massa air. Kekeruhan dapat mampengaruhi pernapasan ikan, proses fotosintesis dan produktivitas primer perairan. Nilai kekeruhan yang ideal untuk usaha budidaya ikan sebaiknya berkisar antara 2-30 NTU.
B. ASPEK KIMIA
Derajat keasaman (pH) adalah tingkat keasaman perairan, sanagat penting bagi kegiatan budidaya ikan karena nilai yang ekstrim dapat merusak permukaan insang akhirnya dapat menyebabkan kematian. Nilai pH dapat dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis, suhu serta buangan industri dan rumah tangga. Nilai pH laut biasanya berkisar antara 7,5–8,5. Nilai pH yang optimal untuk budidaya ikan adalah 6,5—8,5. Perairan yang bersifat asam (pH<5) atau bersifat alkali (pH>11 dapat menyebabkan kematian dan tidak terjadinya reproduksi pada ikan.
1. Salinitas
Salinitas sangat bervariasi luas di perairan teluk atau estuarin, hal ini dapat disebabkan oleh pasang surut, banyaknya air tawar yang masuk baik melalui sungai maupun run-off terutama musim hujan, dan penguapan (evaporasi). Peningkatan salinitas dapat meningkatkan tekanan osmotic yang selanjutnya akan mempengaruhi metabolisme terutama dalam proses osmoregulasi.
Kisaran salinitas yang baik untuk kegiatan budidaya ikan, tergantung dari jenis ikan yang akan dibudidayakan. Kisaran salinitas yang diinginkan untuk jenis ikan kerapu adalah 27-34 ppt, ikan kakap 25-33 ppt, beronang 28-311 ppt, dan ikan banding 15-30 ppt.
2. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter yang sangat kritis bagi organisme dalam kegiatan budidaya ikan. Oksigen terlarut sangat diperlukan oleh organisme perairan untuk menghasilkan energi yang berhubungan dengan aktifitas utama diantarnya aktifitas makan (pencernaan dan pencampuran), mempertahankan keseimbangan osmotic, dan aktifitas lainnya. Kandungan oksigen yang dibutuhkan sangat bervariasi tergantung jenis, stadia perkembangan dan ukuran. Jika kandungan oksigen yang terdapad dalam perairan di bawah kondisi normal maka aktifitas makan, konversi makan, pertumbuhan, an kesehatan dapat tergangu.
Kelartan oksigen periran dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain suhu, salinitas, dan ketinggian lokasi. Oksigen terlarut akan turun konsetrasinya dalam air jika suhu air, salinitas, dan ketinggian meningkat, begitu juga sebaliknya.
Sumber utama oksigen dalam perairan adalah hasil difusi dari udara, terbawa melalui presipitasi (air hujan) dan hasil fotosintesis fitoplankton. Sebaliknya, kandungan oksigen terlarut dalam air dapat berkurang karena dimanfaatkan oleh aktifitas respirasi dan perombakan bahan organic. Kekurangan iksigen dapat pula dialami akibat terhalangnya difusi karena stratifikasi salinitas yang dapat terjadi setelah hujan lebat.
Untuk kegiatan budidaya ikan yang komersial memerlukan konsentrasi oksigen dalam air lebih besar atau sama engan 5 mg/L. Nilai DO yang baik untuk kegiatan budidaya ikan laut berkisar antara 5 mg/L-8 mg/L.
3. Nitrogen
Nitrogen dalam air laut terdiri atas bermacam-macam senyawa, namun yang bersifat racun terhadap ikan dan organisme lainnya hanya ada 3, yaitu amonia (NH3-N), nitrit NO2-N, dan nitrat (NO3-N). Senyawa nitrogen biasanya berasal dari atmosfer, sisa makanan, organisme mati, dan hasil metabolisme hewan akutik lainnya. Dari ketiga senyawa tersebut yang paling bersifat toksik pada ikan adalah amonia dan nitrit sedangkan nitrat hanya bersifat toksik pada konsentrasi tinggi.
Konsentrasi amonia yang aman dan tidak beracun pada ikan adalah kecil dari 0,1 mg/L sedangkan untuk keperluan budidaya ikan sebaiknya 0,3 mg/L.
4. Fosfat
Senyawa fosfat dalam air berasal dari sumber alami antara lain dari erosi tanah, limpasan permukaan, buangan hewan dan pembusukan organisme. Kadar fosfat yang cukup tinggi dan melebihi kebutuhan normal organisme menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang seterusnya akan merangsang tumbuh dan berkembangnya plankton. Apabila berada dalam kondisi melimpah atau blooming, maka plankton tersebut akan mengalami kematian dirinya (deteriotation). Apabila kematian terjadi sekaligus maka akan terjadi penurunan oksigen terlarut secara drastic dan akhirnya berakibat pada kematian ikan dan organisme akuatik lainnya. Untuk keperluan budidaya ikan, kadar fosfat perairan yan baik dan aman adalah 0,2 mg/L-0,5 mg/L.
0 Response to "Aspek Fisik dan Kimia Air Untuk Budidaya Perikanan"
Post a Comment